Air Bersih itu Akhirnya Sampai Ke Rumah



Mimpi menikmati air bersih dalam rumah ditengah keterbatasan sumber air ternyata bukanlah suatu hal yang mustahil. Terbukti, masyarakat Desa Ibru Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi kini sudah merasakan hal tersebut.
 
Berawal dari kesulitan yang dialami masyarakat selama ini dalam mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut namun selalu belum bisa terwujud. Bagaimana tidak, hingga kedalaman 15 meter masyarakat mencoba membangun sumur gali tetap belum menemukan sumber air yang diharapkan.
Jadilah selama bertahun-tahun masyarakat harus rela antri berdesak-desakan untuk menggunakan satu-satunya sumber air yang ada di desa berupa sumber mata air alami yang keluar dari tebing. Untungnya sumber air tersebut tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di desa dalam kondisi yang bagaimanapun. Meski bersyukur masih ada sumber air alami yang tersedia oleh alam tersebut bukan berarti hidup masyarakat tanpa masalah.Mengingat sumber air tersebut jauh berada di dasar jurang untuk menuju lokasi tersebut masyarakat harus rela berjalan turun naik bahkan hingga kilometer.
Ketika mentari belum menampakkan sinarnya masyarakat sudah harus berduyun-duyun datang  untuk memandikan anak-anak yang harus sekolah dan ibu-ibu yang harus antri untuk menampung air guna kebutuhan rumah tangga.Begitupula tatkala mentari menyinsing diufuk timur dan hari sudah gelap masyarakat masih harus antri untuk membersihkan diri dari aktivitas dikebun sehari-hari yang tentunya dengan bau badan yang menyengat karena keringat bercampur aroma khas dari “getah” (mayoritas masyarakat adalah petani karet).
Kondisi ini sangat mempengaruhi taraf hidup masyarakat baik dari sisi kesehatan maupun pendapatan ekonomi.Setidaknya ini disampaikan oleh Bapak Asmuri yang merupakan warga setempat, Dipagi hari yang seharusnya waktu paling produktif untuk menyadap karet harus terbuang sia-sia karena mangantri untuk mendapatkan air begitu pula sebaliknya setelah bergumul dengan karet seharian seharusnya sesegera mungkin membersihkan diri supaya tidak terkena penyakit kulit tidak bisa dilakukan karena harus antri untuk mandi dengan masyarakat lain. Hingga akhirnya tahun 2008 Kecamatan Mestong mendapatkan alokasi dana PNPM-Mandiri Pedesaan.
Melalui musyawarah desa perencanaan masyarakat sepakat untuk mengusulkan pembangunan pompanisasi air bersih dan forum MAD melalui MAD Penetapan Usulan tingkat kecamatan menyetujui untuk mendanai usulan tersebut di Desa Ibru dengan total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 136.129.800 (fisik), Rp      4.298.800 operasional TPK), Rp. 2.865.900 (operasional UPK), serta didukung swadaya      masyarakat sebesar Rp. 6.437.500.
Masyarakat desa pun menyambut bantuan tersebut dengan bersama-sama membangun pompanisasi tersebut hingga akhirnya terwujud. Dibawah koordinasi Kepala Desa, masyarakat merencanakan pola pembangunan pompanisasi tersebut hingga disepakati dari sumber air dibuat bak penampung. Dari bak penampung tersebut air disalurkan dengan menggunakan mesin ke bak penampung lainnya yang di letakkan diatas bangunan tower dengan ketinggian kurang lebih 10 Meter. Dari tower inilah air kemudian disalurkan kerumah-rumah masyarakat hanya dengan mengandalkan tekanan grafitasi bumi melalui pipa-pipa penyalur.
Bukan hanya dalam membangun, masyarakat juga terus berupaya untuk melestarikan bangunan pompanisasi tersebut dengan membuat Perdes tentang pengelolaan pompanisasi. Hingga sekarang, setelah 4 tahun berjalan pompanisasi air bersih tersebut terus beroperasi memenuhi kebutuhan masyarakat,  tidak hanya di desa Ibru bahkan sekarang air bersih tersebut juga sudah dinikmati oleh desa tetangga yakni desa Suka Damai.
Masyarakat juga sudah merasakan manfaat yang nyata dari pembangunan pompanisasi tersebut. Tidak adalagi terlihat antrian dimana  biasanya masyarakat berebut air karena air sudah sampai ke rumah-rumah penduduk. Masyarakat sudah bisa bekerja mencari nafkah dengan tenang tanpa harus berbagi waktu dengan mencari air. Tidak hanya sampai disitu, bahkan ada beberapa masyarakat yang memanfaatkan air pompanisasi tersebut untuk membuka usaha sampingan guna menambah income keluarga dengan membuat usaha cucian motor. (fk mestong/iec-jambi)

0 komentar: